fake login facebook
sebelum kita memulai membahas fake login kita sedain dulu alat-alat nya bos
yang pertama kamu harus punya script nya dulu bagi yang belum punya silahkan download
disini kalau sudah sekarang kita memulai saja
ok bos sekarang yang kalian butuh kan adalah hosting yang support file php
contoh nya di :
www.ripway.com
etc…
kalian cari saja sendiri kira2 di mana yang support file php
kalau sudah kalian upload saja file yang tadi kalian download ada 2 file :
1. index.php
2. write.php
kalau sudah kalian upload maka file tadi akan jadi link kaya contoh di bawah ini :
http://h1.ripway.com/rodayat/index.php
http://h1.ripway.com/rodayat/write.php
itu hanya contoh saja aku kasih contoh upload di ripway,kalau sudah di upload semua maka akan keluar 1 file lagi yang namanya password.txt itu namanya fake login u sukses di buat jadi ada 3 file di dir u tadi :
http://h1.ripway.com/rodayat/index.php
http://h1.ripway.com/rodayat/write.php
http://h1.ripway.com/rodayat/passwords.txt
nah kalian sukses deh……. gmna cara lihat passowrd tau email nya si korban ?????
tenang tenang…. email ma password si koraban ada di
http://h1.ripway.com/rodayat/passwords.txt
coba liat saja di edit… pasti akan keluar tuh pass ma email nya kesimpen huahauhauahuahauhauahauahuahau
sekarang u tinggal sebarin link facebook palsu u ke si korban,untuk hal itu kamu pikir aja sendiri ….
pinter2 nya kamu gmna membodohi si korban….. hohoohohohhoohohohoho :-D
semoga berhasil bos….
Rabu, 27 Oktober 2010
Bagaimana melindungi diri dari phishing?
Apa itu phishing?
* Phishing adalah metode mencuri info login (username dan password) dengan mengarahkan korban ke clone (palsu) halaman login, bahwa log info login tanpa sepengetahuan korban.
* Website klon/fake tersebut dikenal sebagai phisher.
2. Bagaimana melindungi diri dari phishing?
* Gunakan informasi login Anda di tempat-tempat yang benar saja.
Jangan pernah menaruh informasi login Anda di tempat lain selain halaman Anda terdaftar, kecuali jika layanan terpercaya Anda tahu (seperti youtube atau blogger meminta informasi account google Anda).
* Pastikan situs yang Anda klik tidak palsu.
Setiap kali Anda login ke sebuah situs web, jika Anda tidak mengetikkan URL (alamat) dari situs sendiri, yaitu jika Anda mengklik link yang membawa Anda ke halaman login (dari pesan, situs, hasil mesin pencari), selalu periksa url (alamat) untuk melihat apakah Anda berada di tempat yang tepat.
Misalnya, jika Anda log in akun facebook Anda, pastikan url muncul sebagai http://www.facebook.com/ …
Akan tetapi suatu halaman phisher akan terlihat seperti http://www.facebook.freewebs.com/ … atau http://www.facebook.spam.com/ … atau url yang bagian sebelum com. tidak persis sama dengan halaman yang akan Anda masuki /log in
* Pastikan Anda mengklik link tidak palsu.
Setiap kali Anda mengklik link, periksa di mana link pergi sebelum mengklik. Link dapat bertopeng muncul sebagai sesuatu yang lain selain link yang di tuju
Sebagai contoh, www.google.com mengarah ke yahoo bukannya google. Untungnya, di hampir semua browser, setiap kali Anda mengarahkan kursor mouse anda ke atas link, lokasi sebenarnya dari link ditampilkan di bagian kiri bawah layar. Cobalah dengan link di atas.
Hal ini sangat penting karena dapat melindungi Anda dari yang lain, jarang terjadi tetapi metode yang lebih berbahaya yang disebut cookie stealing, yg pada dasarnya secara otomatis mencuri account Anda jika Anda sebelumnya login di situs web.
* Ketahuilah bahwa link ke halaman phishing biasanya menyebar melalui email, dan seringkali merupakan layanan terpercaya dan meniru orang-orang, seperti membuat email muncul seperti yang dikirim dari situs web Anda yg sudah terdaftar.
3. Apa yang harus dilakukan jika Anda telah melihat sebuah phisher?
* Laporan phisher sesegera mungkin. Alamat laporan phisher di sini:
http://www.google.com/safebrowsing/report_phish/
* Jika upaya phishing telah dilakukan melalui pesan, laporan pesan dalam salah satu layanan berikut:
http://www.reportphish.org/forwardphish.php
http://www.reportphish.org/forwardphish.php
http://www.us-cert.gov/nav/report_phishing.html
* Jika Anda menerima pesan dari account teman dikompromikan, menginformasikan teman Anda, dan teman-teman lain yang mungkin dalam bahaya.
* Jika mungkin, beritahu admin dari website / forum yang phisher buat
* Phishing adalah metode mencuri info login (username dan password) dengan mengarahkan korban ke clone (palsu) halaman login, bahwa log info login tanpa sepengetahuan korban.
* Website klon/fake tersebut dikenal sebagai phisher.
2. Bagaimana melindungi diri dari phishing?
* Gunakan informasi login Anda di tempat-tempat yang benar saja.
Jangan pernah menaruh informasi login Anda di tempat lain selain halaman Anda terdaftar, kecuali jika layanan terpercaya Anda tahu (seperti youtube atau blogger meminta informasi account google Anda).
* Pastikan situs yang Anda klik tidak palsu.
Setiap kali Anda login ke sebuah situs web, jika Anda tidak mengetikkan URL (alamat) dari situs sendiri, yaitu jika Anda mengklik link yang membawa Anda ke halaman login (dari pesan, situs, hasil mesin pencari), selalu periksa url (alamat) untuk melihat apakah Anda berada di tempat yang tepat.
Misalnya, jika Anda log in akun facebook Anda, pastikan url muncul sebagai http://www.facebook.com/ …
Akan tetapi suatu halaman phisher akan terlihat seperti http://www.facebook.freewebs.com/ … atau http://www.facebook.spam.com/ … atau url yang bagian sebelum com. tidak persis sama dengan halaman yang akan Anda masuki /log in
* Pastikan Anda mengklik link tidak palsu.
Setiap kali Anda mengklik link, periksa di mana link pergi sebelum mengklik. Link dapat bertopeng muncul sebagai sesuatu yang lain selain link yang di tuju
Sebagai contoh, www.google.com mengarah ke yahoo bukannya google. Untungnya, di hampir semua browser, setiap kali Anda mengarahkan kursor mouse anda ke atas link, lokasi sebenarnya dari link ditampilkan di bagian kiri bawah layar. Cobalah dengan link di atas.
Hal ini sangat penting karena dapat melindungi Anda dari yang lain, jarang terjadi tetapi metode yang lebih berbahaya yang disebut cookie stealing, yg pada dasarnya secara otomatis mencuri account Anda jika Anda sebelumnya login di situs web.
* Ketahuilah bahwa link ke halaman phishing biasanya menyebar melalui email, dan seringkali merupakan layanan terpercaya dan meniru orang-orang, seperti membuat email muncul seperti yang dikirim dari situs web Anda yg sudah terdaftar.
3. Apa yang harus dilakukan jika Anda telah melihat sebuah phisher?
* Laporan phisher sesegera mungkin. Alamat laporan phisher di sini:
http://www.google.com/safebrowsing/report_phish/
* Jika upaya phishing telah dilakukan melalui pesan, laporan pesan dalam salah satu layanan berikut:
http://www.reportphish.org/forwardphish.php
http://www.reportphish.org/forwardphish.php
http://www.us-cert.gov/nav/report_phishing.html
* Jika Anda menerima pesan dari account teman dikompromikan, menginformasikan teman Anda, dan teman-teman lain yang mungkin dalam bahaya.
* Jika mungkin, beritahu admin dari website / forum yang phisher buat
Kejadian Aneh-Aneh Sebelum Mbah Marijan Meninggal

Jenazah Mbah Marijan di Sardjito forensik. Foto: JPNN
Kejadian aneh yang beruntun terjadi, dari tsunami mentawai (baca Kejadian Aneh-Aneh Sebelum Gempa & Tsunami Mentawai), kini muncul berita meninggalnya mbah marijan, Bersujud Hingga Ajal Menjemput, Mbah Maridjan Dipastikan Tewas, Korban Meninggal jadi 28 Orang
Media lain juga menyebutkan Pak Kyai Juga Pastikan Mbah Marijan Tewas sampai akhirnya pihak kedokteran juga menyatakan demikian berdasarkan ciri fisik, Mbah Maridjan Meninggal
Breaking News / Sosbud / Rabu, 27 Oktober 2010 09:51 WIB,Metrotvnews.com, Yogyakarta: Satu dari 14 korban terakhir yang dibawa ke Rumah Sakit Dokter Sardjito Yogyakarta memiliki ciri-ciri fisik yang mirip dengan Ki Surakso Hargo alias Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi. Jenazah-jenazah tersebut sebagian besar ditemukan di sekitar rumah Mbah Maridjan. Mereka menjadi korban akibat semburan awan panas letusan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (26/10) sore. Secara fisik, ciri-ciri sarung, batik dan peci dari salah satu mayat cocok dengan yang dipakai Mbah Maridjan. Hal ini dibenarkan oleh Ketua Humas Rumah Sakit Dokter Sardjito Dokter Kresno Heru Nugroho. Jenazah itu ditemukan di rumah Mbah Maridjan. Pihak rumah sakit juga mendapatkan informasi dari Keraton Yogyakarta salah satu ciri Mbah Maridjan adalah ibu jarinya bengkok. Setelah ditelisik, cocok. Mbah Maridjan adalah abdi dalem keraton. Namun demikian, kata Kresno, untuk memastikan bahwa yang meninggal tersebut Mbah Maridjan pihak rumah sakit sedang melakukan uji DNA. DNA itu akan dicocokan dengan keluarganya, baik istri maupun anak-anaknya. “Tunggu saja sampai identifikasi DNA selesai,” kata Kresno. Menurut Kresno, seluruh keluarga Mbah Maridjan, baik anak maupun istrinya, selamat. Ikhwal kematian Mbah Maridjan juga dibenarkan oleh salah satu menantunya, Bambang. “Saya sudah melihat sendiri,” kata Bambang. Menurut Bambang, pakaian yang dipakai, baik batik, sarung maupun kopyah mirip yang digunakan mertuanya sehari-hari. “Beliau sujud di atas sajadah. Sujud di kamar di rumah,” kata Bambang. Bambang menjelaskan, terakhir kali Mbah Maridjan bilang kepada pihak keluarga, “Ngantiyo piye saya tidak akan turun (Meskipun meletus saya tidak akan turun).” (DOR)
Kejadian Aneh-Aneh Sebelum Mbah Marijan Meninggal
Mengapa mbah marijan meninggal tgl 26-oktober-2010 ? tiada lain 26 adalah sebuah enam sebanyak 2 kali yang biasa pula disebut sebagai 66.
Tidak banyak yang menyadari bahwa sebelum meninggalnya tokoh populer di indonesia ini sudah diberikan sebuah kejadian demi kejadian aneh, utamanya beliau adalah Ki Surakso Hargo - artinya penjaga gunung - yang kemudian lebih akrab dipanggil dengan Mbah Maridjan adalah seorang abdi dalem keraton Jogjakarta, yang bertugas sebagai juru kunci Gunung Merapi. Selama ini, ia hanya dikenal patuh dengan perintah Sri Sultan Hamengkubuwono, raja penguasa keraton Jogjakarta. Maklum, dia adalah bagian dari abdi dalem keraton, yang hidupnya memang hanya mengabdi kepada raja. Sesaat sebelum kematian beliau, maka keanehan ditujunkkan oleh mbah marijan, Mbah Maridjan: Jangan Ambil Foto Saya…
SLEMAN, KOMPAS.com — Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi, diduga tewas akibat sengatan awan panas yang disebut wedhus gembel di kediamannya Dusun Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Selasa (26/10/2010). Dusun tempat tinggal Mbah Maridjan dan kerabatnya itu luluh lantak di sapu abu panas. Belasan jenazah ditemukan dan satu di antaranya diduga adalah Mbah Maridjan.
Mbah Maridjan dan kerabatnya sebelumnya menolak turun gunung untuk mengungsi. Mereka memilih bertahan di rumahnya. Beberapa menit sebelum semburan dahsyat abu gunung, Tribunnews.com sempat melakukan wawancara dengan Mbah Maridjan.
Mbah Maridjan saat itu pun tampak seperti biasa menghadapi kondisi bencana tersebut. Saat wartawan Tribunnews.com memasuki halaman rumah Mbah Maridjan, Bintang iklan minuman suplemen itu menyambut dengan tawa riang. “Ini pakai bahasa Indonesia apa bahasa Yogya,” kata Mbah Maridjan mengawali pembicaraan.
Meski panjang lebar dan riang menjawab pertanyaan, Mbah Maridjan mewanti-wanti agar tidak diambil fotonya. Hal ini aneh mengingat Mbah Maridjan akrab dengan kamera karena sering tampil bahkan menjadi bintang iklan sebuah produk minuman stamina. “Jangan difoto, ya,” katanya.
Mbah Maridjan sore itu memang tampak berbeda. Saat juru kamera televisi mengambil gambarnya ia pun terus-menerus menutupi wajahnya.
Jauh hari sebelum kematian beliau, maka di keraton itulah tanda awal kematian mbah marijan lewat sebuah gempa bumi yang terjadi tgl 21-agustus-2010 lalu (bacaGempa Yogya, Mengapa Tepat 21-Agustus-2010 ?). Tersebutlah di dalam gempa itu cukup keras walau tidak ada korban jiwa, namun di keraton yogyakarta itulah sebuah makna terjadi,Akibat Gempa Yogya, Umpak Keraton Pecah, Sebuah Pertanda. Itulah gempa yogya yang terjadi tgl 21-agustus-2010 lalu, hingga mbah marijan meninggal tercatatlah tgl meninggalnya beliau adalah tgl 26-oktober-2010 sebagai tgl letusan g. merapi, GKR Hemas Tengok Jasad Mbah Maridjan
Sebuah keanehan muncul dari rentang waktu gempa yogya 21-agustus-2010 dan letusan merapi tgl 26-oktober-2010, tercatat itulah 66 hari dari rentang waktu itu. Sekali lagi 66 hari setelah gempa yogya yang memecahkan empat umpak keraton yogyakarta, maka enam puluh enam hari itulah beliau meninggal dunia.
Apakah ada yang aneh dengan 66 itu ? Itulah bentukan dari nama beliau, MARIJAN, dimana tersusun alfabet dari huruf itu adalah M=13, A=1, R=18, I=9, J=10, A=1, N=14, kesemua itu berjumlah 66.
Nilai 66 hari adalah sebuah rentang waktu yang mudah di-ingat sebagai nilai kembar yang pernah tertulis sebelumnya, jauh kedua peristiwa itu terjadi. Tulisan 66 itu dapat dijumpai pada ulasan Tanda Tanda Sebelum Gempa Yogya atau artikel Sebelum Gempa Yogya 27-mei-2006. Dengan jelas kode 66 itu mengarah pada sosok sang juru kunci, beliaunya adalah mbah marijan, cuplikan tulisan itu (posting 20-november-2009)
AJAKAN PEMURNIAN AJARAN TAUHID
Didalam milis tersebut terdapatlah suatu ajakan untuk memurnikan ajaran Islam yang disebut sebagai bagian dari kepedulian ketauhidan. Setting latar belakang dari gempa yogya ini adalah sebuah berita & pengagungan berlebihan terhadap sosok juru kunci merapi dengan kode bencana 66,
(juru kunci merapi, kode 13+1+18+9+10+1+14=66, sedangkan gempa yogya 27-05-2006, kode gempa yogya = 27+05=32, kemudian di ikuti oleh semburan lapindo yang dimulai 29-05-2006, kode lumpur lapindo=29+05=34, sehinga dua bencana tersebut adalah 32+34=66 juga, sama dengan kode sang tokoh)
Tersebutlah tgl 22-05-2006 atau 5 sebelum gempa yogya, maka para penggiat milis the_untold_stories melakukan penyebaran brosur tentang gempa yogya, hal ini tercatat & terbukti sebagai saksi yang tidak terbantahkan karena tgl catatan milist tsb tidak bisa diubah (baca Lawan mbah Marijan, Mon May 22, 2006 5:41 am) Berikut cuplikan isi press release ke media terkenal: Jawa Pos
Kini kode 66 itu sendiri tengah berhadapan dengan penguasa sebenarnya yaitu Mbah Maridjan Tewas Bersujud. , mohon ampun atas yang pernah dilakukan beliau pada tahun tahun sebelumnya. (baca G. Merapi & Fenomena Mbah Marijan) dibandingkan dengan tahun 2006 yanglalu, 26/08/2006 13:36 WIB Mbah Marijan Pimpin Labuhan Merapi
Bagus Kurniawan – detikcom
Sleman – Juru kunci Gunung Merapi, RP Suraksohargo yang lebih dikenal Mbah Marijan memimpin prosesi labuhan alit di Gerbang Srimanganti atau Pos 2 Merapi. Upacara labuhan alit yang jatuh setiap tanggal 30 Rejeb penanggalan Jawa 1939 itu dilakukan untuk memperingati jumenengan dalem atau naik tahta Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai raja Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat.
Upacara adat Labuhan Merapi hari ini, Sabtu (26/8/2006) di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Sleman yang juga menjadi kediaman juru kunci Merapi, Mbah Marijan. Prosesi ini digelar sehari setelah dilakukan upacara labuhan di Parangkusumo Bantul. Sebelum dilakukan prosesi, pada hari Jumat kemarin telah dilakukan upacara serah terima ubarampe labuhan dari utusan kraton kepada pejabat Kabupaten Sleman di Kecamatan Cangkringan. Dari kecamatan, barang-barang
yang akan dilabuh ini pada sore harinya akan diserahkan kepada kepada juru kunci Merapi, untuk disemayamkan. Baru pada hari Sabtu pagi, prosesi labuhan dimulai dipimpin Mbah Marijan bersama beberapa abdi dalem kraton lainnya. Ratusan warga turut hadir memadati halaman rumah Mbah Marijan untuk menyaksikan prosesi tahunan ini.
Sebelum prosesi arak-arakan dimulai, warga yang ingin ngalap berkah sudah ada yang mendaki lebih dulu melalui jalur pendakian bagian selatan. Menjelang subuh sudah banyak warga yang berkumpul di pendopo Srimanganti tempat prosesi labuhan dimulai yakni di Pos 2 di wilayah Kendhit yang merupakan batas hutan vegetasi Merapi. Sejak pagi hingga acara berlangsung langit cerah dengan suhu udara sekitar 20 derajat Celcius. Menjelang dilaksanakan upacara labuhan sejak Jumat sore hingga Sabtu pagi, Merapi tampak jelas, meski beberapa hari sebelumnya gunung itu selalu tertutup kabut. Beberapa barang yang dilabuh sebanyak 8 macam meliputi, kain sinjang cangkring, semekan gadhung melati, semekan bango tolak, peningset yudharaga, selendang cindhe, kain kampuh poleng, minyak wangi, kemenyan ratus, uang kepeng dan beberapa sesaji diantaranya nasi ingkung lengkap danlain-lain.
Semua ubarampe labuhan dibawa oleh para abdi dalem. Mbah Marijan langsung memimpin sendiri jalannya prosesi sebagai pembuka jalan. Turut mendampingi selama berlangsung prosesi hingga menuju tempat acara di Pos 2 beberapa anggota Tim SAR DIY dan relawan lainnya. Setelah berjalan mendaki selama lebih kurang 2 jam, rombongan tiba di tempat upacara. Ratusan orang yang sudah datang lebih dulu maupun yang datang bersamaan rombongan Mbah Marijan langsung duduk di sekitar tempat prosesi. Setelah dilakukan wilangan atau pengecekan satu-persatu barang yang akan dilabuh. Setelah dinyatakan lengkap semua ubarampe labuhan kemudian di tempat yang telah disediakan. Bersamaan dengan dibakarnya kemenyan dilakukan doa bersama memohon keselamatan. Usai dilakukan doa bersama barang-barang yang dilabuh kemudian diperebutkan warga yang ingin ngalap berkah.
Ubarampe yang dilabuh itu sebagai bentuk permohonan untuk mendapatkan kesejahteraan dan keselamatan terutama kepada Sultan, negara Indonesia, Kraton Yogyakarta beserta warga Yogyakarta seluruhnya diberi keselamatan di jauhkan dari berbagai bencana terutama pasca erupsi Merapi tahun ini maupun berbagai bencana dan musibah lainnya.
Labuhan itu juga sebagai persembahan kepada penguasa Gunung Merapi yang dipimpin Eyang Kyai Sapu Jagad, Empu Rama, Empu Ramadi, Krincing Wesi, Branjang Kawat, Sapu Angin, Mbah Lembang Sari, Nyai Gadhung Mlati dan Kyai Megantoro yang kesemuanya sebagai penguasa di Gunung Merapi. (jon)
Itulah kode 66 dari alfabet nama beliau dan silsilah bencana yogyakarta,tahun 2006 lalu tgl 6-6-2006, Selasa, 06/06/2006 11:57 WIB Hujan Abu Tebal, Mbah Marijan Naik ke Gunung Merapi
Sleman – Rumah juru kunci Gunung Merapi Mbah Marijan diguyur hujan abu sangat tebal. Hujan abu sejak pagi ini membuat Mbah Marijan naik ke Gunung Merapi, tepatnya di pos II jalur pendakian ke puncak Merapi, lokasi yang biasa digunakannya untuk berdoa agar diberi keselamatan. “Bapak pergi ke atas. Tetapi tidak pamit sama siapapun,” kata Bu Panut, salah seorang anak Mbah Marijan kepada detikcom saat ditemui di rumah Mbah Marijan, Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupetan Sleman, Yogyakarta, Selasa (6/6/2006). Sampai pukul 12.00 WIB, Dusun Kinahrejo bertambah gelap akibat hujan abu tebal yang mengguyur wilayah tersebut sejak pagi. Selain abu, mendung dan kabut juga turun. Akibat hujan abu dan kabut tebal ini, pemandangan puncak Gunung Merapi tidak tampak. Saat ditanya kapan Mbah Marijan kembali ke rumah, Bu Panut tidak tahu persis. “Bapak kalau sedang ada perlu seperti sekarang ini sulit dipastikan kapan pulangnya,” katanya. Mbah Marijan yang memiliki nama pemberian keraton Mas Ngabehi Suraksohargo sering mengadakan acara ritual di lokasi labuhan keraton, yakni pos II Jalur pendakian ke Gunung Merapi. Di tempat inilah, ia berdoa meminta agar warga tetap diberi lindungan dan keselamatan. (jon/)
Tahun 6-6-2006 lalu, bandingkan dengan 6-6-2010 tahun ini sebagai ilustrasi, maka tgl 6-6-2010 itulah sebuah tragedi yang dilakukan sebagai bagian ritual tolak bala, malah mengundang bala, seperti yang terjadi (bacaTragedi Tolak Bala)
12 Anak di Aceh Tewas Saat Ritual Tolak Bala
Besi jembatan gantung lepas dan orang-orang berjatuhan. Kata orang, sungai itu angker.
…. Kejadian tragis ini terjadi saat warga desa sedang melaksanakan upacara adat tolak bala, pada Minggu 6 Juni 2010, kemarin…..
Bupati Gayo Lues, Ibnu Hasyim mengatakan, hingga kini upaya pencarian korban masih dilakukan di sekitar lokasi jembatan Sungai Alas. Diperkirakan masih ada empat korban lagi yang masih belum bisa ditemukan. Menurutnya, ritual tolak bala yang dilakukan warga desa Meloak Ilang, merupakan tradisi, dan tiap tahun digelar warga setempat. Para tetua kampung menghanyutkan sesajian berupa ayam jantan putih ke sungai Alas, yang diyakini menangkal bala.
“Saat upacara tolak bala berlangsung, banyak anak-anak berdiri di atas jembatan. Besi jembatan gantungnya lepas sehingga banyak yang tercebur ke sungai, jembatan itu memang dikenal angker,” katanya saat dihubungi , Senin, 7 Juni 2010.
Kini ‘merapi sudah tidak ramah lagi’ dengan mbah marijan, sebagai 66 dari alfabet beliau dan 6-6-2010 sebagai laku tolak bala yang akhirnya berujung maut, maka Inilah Alasan Mbah Maridjan Tidak Turun
JAKARTA, KOMPAS.com — Mbah Maridjan (83), sebagai juru kunci Gunung Merapi, lebih banyak melihat fenomena menggunakan naluri yang merujuk pada kebiasaan niteni (memerhatikan). Keyakinannya tentang ancaman bahaya letusan Gunung Merapi yang hampir tidak pernah merambah Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, memberikan pelajaran niteni bahwa lingkungan alam di sisi selatan Gunung Merapi masih merupakan benteng pertahanan bagi warganya. Dalam kosmologi keraton Yogyakarta, dunia ini terdiri atas lima bagian. Bagian tengah yang dihuni manusia dengan keraton Yogyakarta sebagai pusatnya. Keempat bagian lain dihuni oleh makhluk halus. Raja bagian utara bermukim di Gunung Merapi, bagian timur di Gunung Semeru, bagian selatan di Laut Selatan, dan bagian barat di Sendang Ndlephi di Gunung Menoreh.
Namun, jauh dari ungkapan-ungkapan itu, ada suatu keyakinan yang hidup di dalam masyarakat di sekitar Gunung Merapi bahwa gunung dengan segala macam isinya dan makhluk hidup yang mendiami wilayah ini menjadi suatu komunitas. Karena itu, ada hubungan saling menjaga dan saling melindungi. Ketika salah satu anggota mengalami atau melakukan sesuatu, dia akan memberi “isyarat” kepada yang lain dan dia akan memberitahukan kepada yang lain. Demikian pula ketika Merapi “batuk-batuk”, dia juga memberi isyarat kepada yang lain, termasuk kepada Mbah Maridjan. Barangkali karena saat itu belum menerima isyarat, Mbah Maridjan berpendapat bahwa Merapi tidak akan melakukan sesuatu. Selanjutnya, Mbah Maridjan tidak mau diajak mengungsi (meninggalkan Gunung Merapi).
Tidak seperti tahun 2006 lalu, dimana beliau selamat, maka kali ini nahas menjemput beliau, Mbah Maridjan Tewas di Rumahnya
SLEMAN, KOMPAS.com — Juru Kunci Gunung Merapi, Ki Surakso Hargo atau Mbah Maridjan, menjadi korban dan ikut tewas akibat semburan awan panas letusan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (26/10/2010) sore. Seorang anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Slamet, mengatakan, saat dilakukan penyisiran pada Rabu pagi ditemukan sesosok mayat dalam posisi sujud di dalam kamar mandi rumah Mbah Maridjan. “Kemungkinan mayat yang ditemukan tersebut adalah Mbah Maridjan, tetapi ini belum pasti karena wajah dan seluruh tubuhnya sudah rusak dan sulit dikenali lagi,” katanya. Menurut dia, mayat tersebut ditemukan di dalam kamar mandi rumah dalam posisi sujud dan tertimpa reruntuhan tembok dan pohon. “Biasanya, di dalam rumah Mbah Maridjan tersebut hanya ditinggali oleh Mbah Maridjan sendiri,” katanya. Kondisi di dusun sekitar tempat tinggal Mbah Maridjan mengalami kerusakan yang sangat parah, hampir semua rumah dan pepohonan roboh. “Kerusakan ini akibat terjangan awan panas dan bukan karena material lava,” katanya.
Kepala Hubungan Masyarakat dan Hukum RS Dr Sardjito Yogyakarta Heru Trisna Nugraha, Rabu (27/10/2010), mengatakan, saat ini jenazah Mbah Maridjan masih berada di Bagian Kedokteran Forensik RS Dr Sardjito, Yogyakarta. “Jenazah tersebut dibawa oleh anggota Tim SAR dan masuk ke RS Dr Sardjito sekitar pukul 06.15 WIB, informasi yang kami peroleh dari petugas SAR yang mengantar saat ditemukan Mbah Maridjan dalam kondisi memakai baju batik dan kain sarung.
Sebelumnya sempat dikabarkan, Mbah Maridjan ditemukan dalam kondisi selamat, tetapi fisiknya lemah, tidak jauh dari kediamannya pada Selasa (26/10/2010) tengah malam. “Juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan ditemukan dalam kondisi selamat oleh salah seorang anggota tim pencari (SAR),” kata Komandan Pangkalan TNI AL Yogyakarta Kolonel Laut Aloysius Pramono di Sleman, Rabu dini hari, sebelum akhirnya disebutkan bahwa Mbah Maridjan ikut wafat dalam letusan gunung yang dijaganya itu.
Meninggal dalam posisi berujud, Mbah Maridjan Tewas Bersujud itulah sebagai makna pengabdian sebenarnya kepada Allah swt, tanpa harus ada penunggu merapi: Eyang Kyai Sapu Jagad, Empu Rama, Empu Ramadi, Krincing Wesi, Branjang Kawat, Sapu Angin, Mbah Lembang Sari, Nyai Gadhung Mlati dan Kyai Megantoro yang kesemuanya sebagai penguasa di Gunung Merapi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Tim evakuasi korban letusan Gunung Merapi menemukan sesosok mayat laki-laki dalam posisi sedang bersujud di rumah Mbah Maridjan, Rabu pagi ( 27/10/2010). Apakah jenazah tersebut Mbah Marijan atau bukan, petugas belum dapat memastikan identitasnya. Kepala Humas dan Hukum RS Dr Sardjito Yogyakarta Heru Trisna Nugraha, Rabu, mengatakan, saat ini jenazah lelaki mirip Mbah Maridjan tersebut masih berada di Bagian Kedokteran Forensik RS Dr Sardjito, Yogyalarta.
“Jenazah tersebut dibawa oleh anggota Tim SAR dan masuk ke RS Dr Sardjito sekitar pukul 06.15 WIB. Informasi yang kami peroleh dari petugas SAR yang mengantar saat ditemukan Mbah Maridjan dalam kondisi memakai baju batik dan kain sarung.
Sebelumnya, kabar mengenai Mbah Maridjan simpang siur. Sempat diberitakan, juru kunci Merapi itu ditemukan selamat dalam kondisi lemas. Saat terjadi sapuan awan panas itu, Mbah Maridjan sedang shalat di masjid yang berjarak 100 meter dari rumahnya. Tapi, dia menolak untuk dievakuasi dan tetap ingin berada di masjid. Jumlah korban tewas di sekitar kediaman Mbah Maridjan akibat letusan gunung teraktif di Indonesia hingga Rabu pagi tercatat16 orang. Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Komandan Angkatan Laut Kolonel Pramono mengatakan tim ini saat menuju rumah Mbah Maridjan untuk melakukan evakuasi menemukan sebanyak 12 mayat, belum termasuk mayat yang ditemukan di rumah Mbah Maridjan sebanyak empat orang. Ia mengatakan tim yang beranggotakan 38 orang ini melakukan evakuasi bersama dengan tim lain namun hanya timnya yang berhasil mencapai puncak karena menggunakan truk meskipun harus menghadapi halangan pohon tumbang di jalan menuju rumah Mbah Maridjan. (Krisdianto/Anita)
Itulah kode 66 dari mbah marijan yang akhirnya meninggal di tgl 26 (enam sebanyak 2 kali), selang 66 hari sebelumnya terjadi gempa yogya 21-agustus-2010. Itulah 66 yang berkaca sebuah hal yang patut direnungkan dan dijadikan perhatian sesuai firman Allah swt surat 6 ayat 6
Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (surat 6 ayat 6)
Rabu, 27/10/2010 13:17 WIB GKR Hemas: Kraton Akan Cari Pengganti Mbah Maridjan, semoga pengganti beliau adalah mahluk yang amanah dan sujud kepada Allah swt saja, seperti yang ditunjukkan oleh mbah marijan saat beliau dipanggil oleh penguasa yang sebenarnya.
KLIPING BERITA
Merapi Meletus, Rumah Mbah Maridjan Terlindung Geger Boyo
JAKARTA, KOMPAS.com – Rumah Mbah Maridjan (83) di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta–entah disadari atau tidak–secara kebetulan relatif terlindung dari ancaman awan panas Gunung Merapi, karena berada di balik tebing yang disebut Geger Boyo (punggung buaya).
Tebing yang dari kejauhan tampak seperti punggung buaya dengan kepala mengarah ke atas itu dianggap warga lereng Merapi sebagai “benteng pertahanan” dari serangan awan panas.
Apakah karena alasan itu Mbah Maridjan menolak dievakuasi, tidak ada yang tahu. Yang jelas Mbah Maridjan meyakini bahwa Gunung Merapi adalah pusatnya jagad di Tanah Jawa. Dia juga percaya Gunung Merapi adalah gunung yang “hidup” yang akan senantiasa bertambah dan berubah, sehingga jika memang Gunung Merapi meletus, berarti gunung berapi yang paling aktif di dunia itu sedang “berubah” atau “bertambah”.
Menghadapi situasi tersebut Mbah Maridjan mengajak siapa saja memohon keselamatan kepada yang Mahakuasa agar terhindar dari bahaya. Permohonan itu ditempuh oleh Mbah Maridjan melalui laku tirakat (puasa mutih) dan doa-doa dengan cara berjalan mengelilingi Dukuh Kinahrejo tiga putaran setiap malam.
Di samping itu, masyarakat Dukuh Kinahrejo diminta memasang sesaji tolak bala berupa “ketupat luar” yang ditempatkan di atas pintu. Ketupat dari janur kuning tersebut bermakna simbolis agar warga yang memasangnya “keluar” dari bencana. Di dalam ketupat diisi garam dan daun sirih.
Makna simbolisnya, “daun sirih” adalah lambang Gunung Merapi dan “garam” lambang dari Samudera Indonesia atau Laut Selatan. Keduanya dalam pandangan supranatural berada dalam satu poros imajiner dan merupakan kekuatan spiritual bagi Keraton Yogyakarta.
Dalam bahasa Mbah Maridjan, gejolak di Gunung Merapi diterjemahkan sebagai “eyang” yang melenggahinya sedang punya hajat membangun “keraton”. Mbah Maridjan yang pantang menggunakan istilah “Gunung Merapi meletus”, menjelaskan bahwa di saat eyang sedang punya hajat semua orang di lingkungan Merapi harus sabar, tabah dan tawakal.
Di Gunung Merapi, menurut Mbah Maridjan, lenggah (bertahta) sejumlah penguasa, di antaranya Eyang Empu Romo, Eyang Empu Permadi, dan Eyang Panembahan Sapujagad.
KLIPING BERITA
NUSANTARA – YOGYAKARTA, Rabu, 27 Oktober 2010 , 08:38:00 Bersujud Hingga Ajal Menjemput Mbah Maridjan Dipastikan Tewas, Korban Meninggal jadi 28 Orang
JAKARTA – Kesetiaan Ki Surakso Hargo atau yang akrab dipanggil Mbah Maridjan terhadap gunung merapi benar-benar sampai ajal. Tadi pagi Rabu (27/10) tim dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman menemukan mayat Mbah Maridjan di dalam kamar rumahnya di Kinahrejo. lereng Merapi. Mbah Maridjan ditemukan tewas dalam posisi sudjud. Hingga pagi tadi, korban tewas yang berhasil dievakuasi dari lereng merapi sudah mencapai 24 orang. Termasuk di dalamnya adalah Mbah Maridjan. “Kemungkinan besar mayat itu Mbah Maridjan. Namun, kami belum berani memastikan kebenarannya. Kami hanya mengenali postur dan baju batiknya saja. Sedangkan wajahnya sudah sulit dikenali. Selama ini, Mbah Maridjan selalu mengenakan baju batik,” ujar Wagiyo, salah seorang anggota Tagana ketika dihubungi wartawan Radar Jogja, Rabu (27/10) pagi.
Ki Surakso Hargo - artinya penjaga gunung - yang kemudian lebih akrab dipanggil dengan Mbah Maridjan adalah seorang abdi dalem keraton Jogjakarta, yang bertugas sebagai juru kunci Gunung Merapi. Selama ini, ia hanya dikenal patuh dengan perintah Sri Sultan Hamengkubuwono, raja penguasa keraton Jogjakarta. Maklum, dia adalah bagian dari abdi dalem keraton, yang hidupnya memang hanya mengabdi kepada raja. Karena itu, tidak mengherankan jika ia tidak pernah peduli dengan himbauan pemerintah, termasuk tim SAR yang memintanya agar turun ke pengungsian.
Sikap Mbah Maridjan yang setia kepada raja dan patuh pada profesi itulah yang sering tidak dipahami oleh banyak pihak di era modern ini. Beberapa tahun silam, Mbah Maridjan pernah mengatakan, kalau pun ia harus mati karena letusan Merapi, maka itu sudah takdir . “Semua orang akan mati. Kalau saya mati karena Merapi, itu sudah takdir saya begitu,” kata Mbah Maridjan kepada JPNN di akhir tahun 2006, ketika ditanya apa tidak takut mati kalau gunung merapi tiba-tiba meletus, Jabatan juru kunci di Merapi merupakan jabatan turun menurun. Mbah Maridjan sendiri mewarisi jabatannya dari ayahnya. Konon, Mbah Maridjan memiliki daya linuwih yang bisa berkomunikasi dengan dunia ghaib Merapi.
Sejauh ini tidak jelas benar, apakah pihak keraton sudah memberikan perintah agar Mbah Maridjan turun gunung atau memang Mbah Maridjan memiliki perhitungan lain sehingga ia diduga ikut tewas tersapu awan panas yang disemburkan gunung Merapi tempat di mana Mbah Maridjan mengabdi selama ini. Pada Tahun 2006, Mbah Maridjan juga tidak mempedulikan himbauan pemerintah untuk mengungsi. Bahkan, ketika itu, Mbah Maridjan malah naik mendekati kawah Merapi, ketika rombongan Presiden SBY menyempatkan bermalam dan bermain gitar dengan para pengungsi merapi.
Sejauh ini tim memang masih belum yakin benar mayat bersujud itu adalah Mbah Maridjan. Mereka hanya bisa mereka-reka dengan kondisi sehari-harinya. Yakni, kebiasaan si mbah bintang iklan jamu perkasa yang selalu mengenakan baju batik. Maklum, bajunya masih utuh namun wajah mayat pada umumnya sudah sulit dikenali, tersapu hawa panas yang konon mencapai 600 derajat celcius. “Dari postur tubuhnya memang mirip dengan Mbah Maridjan. Tapi, kalau bukan Mbah Maridjan siapa lagi, karena semua mayat di sekitar Mbah Maridjan sudah terindentifikasi,” Wagiyo menambahkan.
Wagiyo menambahkan, mayat Mbah Maridjan yang ditemukan sedang bersujud itu tertimpa reruntuhan tembok rumah dan pohon. “Pohonnya juga tinggal batang dan ranting yang terbalut debu vulkanik yang tebal.” Wagiyo juga memastikan bahwa rumah itu hanya ditinggali oleh Mbah Maridjan sendiri.
Ia mengatakan, kondisi di dusun sekitar tempat tinggal Mbah Maridjan mengalami kerusakan yang sangat parah, hampir semua rumah dan pepohonan roboh.”Kerusakan ini akibat terjangan awan panas dan bukan karena material lava,” katanya.
Kepala Humas dan Hukum RS Dr Sardjito Yogyakarta Heru Trisna Nugraha membenarkan bahwa jenazah Mbah Maridjan kini sudah berada di ruang Forensik RS Dr. Sardjito. Sampai saat ini, di rumah sakit Dr. Sardjito Jogjakarta, posisi mayat Mbah Maridjan masih dalam posisi bersujud. “Jenazah tersebut dibawa oleh anggota Tim SAR dan masuk ke RS Dr Sardjito sekitar pukul 06.15 WIB, informasi yang kami peroleh dari petugas SAR yang mengantar saat ditemukan Mbah Maridjan dalam kondisi memakai baju batik dan kain sarung. (rd/aj/jpnn)
Mengapa harus di-kait2kan dengan angka 66 . . . ? Bukankah sebaiknya mendo'akan Almarhum . . .
Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha wawassi'madkhalaha waghsilha bilma-i watstsalji warbaradi wanaqqiha minal khathayakamaa yunaqqatstsaubul abyadhu minaddanasi wadkhilha da-ran min da-riha wa ahlan khairan min ahliha waqiha fitnatal qabri wa 'adzabannaar (ya Allahampunilah dia,... kasihanihilah, ayomilah, dan maafkanlah dia; muliakanlahkedudukannya, luaskanlah tempat masuknya, mandikanlah dia dengan air_ yangsejuk, bersihkanlah kesalahan-kesalahannya spt pakaian putih yg bersih...)
Pa' Dhe.
Yogyakarta.
Rabu, 21 Juli 2010
Minggu, 07 Februari 2010
KLIKOT
Ada sedikit informasi buat teman - teman...klikot situs perteman ..yang asyik nya di klikot kita dapat teman juga dapat uang..join it,s free www.klikot.com/en/SignUp.aspx?advertiser_id=483477
Rabu, 06 Januari 2010
Hidup ini adalah perjuangan, untuk mencapai kesuksesan Anda harus membayar biaya kesuksesannya
Untuk suskes seseorang harus membayar dulu biaya kesuksesan seperti belajar dan bekerja keras sebagai prasyarat. Dan semuanya ’cash only’, tidak berlaku ”kartu kredit kesuksesan” dimana kita bisa memperoleh kesuksesan itu sendiri terlebih dahulu, baru kemudian mencicil biayanya. Peribahasa Indonesia mengatakan,”Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Orang barat mengatakan No pain, No gain.
Selain dibayar di depan, kesuksesan juga harus diperjuangkan melalui usaha yang tidak mengenal lelah, letih serta tidak gampang putus asa walaupun menghadapi berbagai cobaan, tantangan, penderitaan, termasuk hinaan dan cercaan. Jangan hanya bersantai-santai dan ongkang-ongkang kaki lalu mengharapkan kesuksesan jatuh dari langit.
Sebenarnya banyak orang mempunyai kemampuan dan berpotensi meraih kesuksesan, meraih apa yang diinginkan. Tetapi nyali mereka tiba-tiba mengecut dan semua impian menjadi sirna begitu mendengar ada sejumlah besar biaya yang harus dibayar atau pain (beban, rintangan, tantangan, cobaan) yang harus dijalani dan dilalui.
Namun jika kita semuanya menyadari pain adalah proses, dan disertai dengan Keyakinan diri, Komitmen serta Tekun memperjuangkannya maka semua impian, harapan dan cita-cita akan berakhir dengan kemenangan dan kesuksesan.
Keyakinan diri bisa diperoleh dari tujuan hidup, target dan arah yang yang jelas, serta worthed untuk diperjuangkan. Keyakinan juga bisa tumbuh melalui serangkaian persiapan dan perencanaan yang matang. Wawasan yang luas, pandangan yang positif turut andil untuk membuat seseorang agar tidak khawatir atau takut dalam melangkah.
Sedangkan ukuran komitmen adalah konsistensi perbuatan dan tindakan. Kalau seesorang sudah mengatakan A, ia harus melakukan A. Kalau ia sudah menetapkan tujuan, harus fokus, tidak setengah-setengah dan main-main. Walaupun dalam perjalanannya ia menghadapi tantangan dan bahkan dipukul roboh, ia akan bangkit dan menyelesaikan tugas dan impiannya.
Orang yang berkomitmen menjadi lebih sukses, karena mempunyai keyakinan, kepercayaan dan lebih bersemangat. Komitmen seperti ikrar atau janji kepada diri sendiri untuk tetap maju walaupun menghadapi risiko, tantangan dan rintangan yang menghadang di depan. Dan semuanya menjadi sempurna jika kita tekun memperjuangkan apa yang sudah diprogramkan.
Coba simak kisah seekor elang yang harus membayar biaya yang sangat mahal agar ia bisa mencapai usia maksimum.
Burung elang adalah jenis unggas yang paling panjang umurnya. Binatang karnivora ini bisa mencapai lebih dari 70 tahun. Untuk itu elang harus melalui proses re-born yang sangat menderita saat berusia 40 tahunan.
Kenapa?
Karena pada usia tersebut, paruhnya sudah sangat panjang dan melengkung ke dalam hampir menyentuh di atas dadanya. Cakarnya yang panjang dan tumpul tidak efektif lagi untuk memangsa.
Seiring bertambahnya usia, kedua sayapnya pun bertambah berat. Bulu-bulu tumbuh semakin tebal, lebat dan panjang. Setiap kali terbang, elang harus mengeluarkan energi ekstra untuk mengepakkan kedua sayapnya. Selain itu juga mengurangi kelincahannya.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Hanya ada dua pilihan bagi si elang, yaitu: mati muda atau berubah.
Ternyata elang memahami filosofi ” bù shòu kǔ zhōng kǔ, nán de tián zhōng tián”, kesuksesan perlu pengorbanan. Oleh sebab itu elang memilih berubah dan re-born kembali dengan melalui proses yang selain sakit juga membutuhkan waktu yang lama—sekitar 150 hari—
Langkah-langkah tersebut dilalui elang dengan pertama-tama mendaki ke puncak gunung. Di sana, di atas tebing yang curam ia membangun sarangnya untuk ”bertapa”.
Setelah itu, ia mulai mematukkan paruhnya ke atas batu karang hingga paruhnya lepas dari mulutnya. Bisa dibayangkan bagaimana sakitnya. Ini baru permulaan.
Kemudian si elang berdiam, hibernasi, sambil menunggu paru yang baru tumbuh, yang akan digunakan untuk mencabut semua kukunya.
Setelah itu elang harus kembali menunggu kuku barunya tumbuh. Cakar ini bakal digunakan untuk mencabut semua bulunya satu demi satu.
Bila semua proses yang cukup panjang, melelahkan dan sangat menderita ini dilalui dengan baik, elang pun bisa tampil perkasa lagi. Dengan sayap yang kokoh, kini ia mampu terbang dengan kecepatan tinggi jauh di angkasa. Cakarnya yang baru dan kuat, serta paruh yang meruncing tajam siap memangsa, mematuk dan mencabik-cabik buruannya.
Oleh:Leman Yap
Penulis buku-buku Chinese Wisdom, Chinese Life Philosophies, Chinese Leadership Wisdom dan Strategy.
* Artikel ini juga dpt dibaca di majalah "LuarBiasa"
Selain dibayar di depan, kesuksesan juga harus diperjuangkan melalui usaha yang tidak mengenal lelah, letih serta tidak gampang putus asa walaupun menghadapi berbagai cobaan, tantangan, penderitaan, termasuk hinaan dan cercaan. Jangan hanya bersantai-santai dan ongkang-ongkang kaki lalu mengharapkan kesuksesan jatuh dari langit.
Sebenarnya banyak orang mempunyai kemampuan dan berpotensi meraih kesuksesan, meraih apa yang diinginkan. Tetapi nyali mereka tiba-tiba mengecut dan semua impian menjadi sirna begitu mendengar ada sejumlah besar biaya yang harus dibayar atau pain (beban, rintangan, tantangan, cobaan) yang harus dijalani dan dilalui.
Namun jika kita semuanya menyadari pain adalah proses, dan disertai dengan Keyakinan diri, Komitmen serta Tekun memperjuangkannya maka semua impian, harapan dan cita-cita akan berakhir dengan kemenangan dan kesuksesan.
Keyakinan diri bisa diperoleh dari tujuan hidup, target dan arah yang yang jelas, serta worthed untuk diperjuangkan. Keyakinan juga bisa tumbuh melalui serangkaian persiapan dan perencanaan yang matang. Wawasan yang luas, pandangan yang positif turut andil untuk membuat seseorang agar tidak khawatir atau takut dalam melangkah.
Sedangkan ukuran komitmen adalah konsistensi perbuatan dan tindakan. Kalau seesorang sudah mengatakan A, ia harus melakukan A. Kalau ia sudah menetapkan tujuan, harus fokus, tidak setengah-setengah dan main-main. Walaupun dalam perjalanannya ia menghadapi tantangan dan bahkan dipukul roboh, ia akan bangkit dan menyelesaikan tugas dan impiannya.
Orang yang berkomitmen menjadi lebih sukses, karena mempunyai keyakinan, kepercayaan dan lebih bersemangat. Komitmen seperti ikrar atau janji kepada diri sendiri untuk tetap maju walaupun menghadapi risiko, tantangan dan rintangan yang menghadang di depan. Dan semuanya menjadi sempurna jika kita tekun memperjuangkan apa yang sudah diprogramkan.
Coba simak kisah seekor elang yang harus membayar biaya yang sangat mahal agar ia bisa mencapai usia maksimum.
Burung elang adalah jenis unggas yang paling panjang umurnya. Binatang karnivora ini bisa mencapai lebih dari 70 tahun. Untuk itu elang harus melalui proses re-born yang sangat menderita saat berusia 40 tahunan.
Kenapa?
Karena pada usia tersebut, paruhnya sudah sangat panjang dan melengkung ke dalam hampir menyentuh di atas dadanya. Cakarnya yang panjang dan tumpul tidak efektif lagi untuk memangsa.
Seiring bertambahnya usia, kedua sayapnya pun bertambah berat. Bulu-bulu tumbuh semakin tebal, lebat dan panjang. Setiap kali terbang, elang harus mengeluarkan energi ekstra untuk mengepakkan kedua sayapnya. Selain itu juga mengurangi kelincahannya.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Hanya ada dua pilihan bagi si elang, yaitu: mati muda atau berubah.
Ternyata elang memahami filosofi ” bù shòu kǔ zhōng kǔ, nán de tián zhōng tián”, kesuksesan perlu pengorbanan. Oleh sebab itu elang memilih berubah dan re-born kembali dengan melalui proses yang selain sakit juga membutuhkan waktu yang lama—sekitar 150 hari—
Langkah-langkah tersebut dilalui elang dengan pertama-tama mendaki ke puncak gunung. Di sana, di atas tebing yang curam ia membangun sarangnya untuk ”bertapa”.
Setelah itu, ia mulai mematukkan paruhnya ke atas batu karang hingga paruhnya lepas dari mulutnya. Bisa dibayangkan bagaimana sakitnya. Ini baru permulaan.
Kemudian si elang berdiam, hibernasi, sambil menunggu paru yang baru tumbuh, yang akan digunakan untuk mencabut semua kukunya.
Setelah itu elang harus kembali menunggu kuku barunya tumbuh. Cakar ini bakal digunakan untuk mencabut semua bulunya satu demi satu.
Bila semua proses yang cukup panjang, melelahkan dan sangat menderita ini dilalui dengan baik, elang pun bisa tampil perkasa lagi. Dengan sayap yang kokoh, kini ia mampu terbang dengan kecepatan tinggi jauh di angkasa. Cakarnya yang baru dan kuat, serta paruh yang meruncing tajam siap memangsa, mematuk dan mencabik-cabik buruannya.
Oleh:Leman Yap
Penulis buku-buku Chinese Wisdom, Chinese Life Philosophies, Chinese Leadership Wisdom dan Strategy.
* Artikel ini juga dpt dibaca di majalah "LuarBiasa"
Minggu, 03 Januari 2010
SEMANGKUK MIE (CERITA RENUNGAN)
Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya.Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.
Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.
Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata: “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”
“Ya, tetapi, aku tidak membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu.
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silakan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.
Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.
“Ada apa nona?” tanya si pemilik kedai.
“Tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.
“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi ! Tetapi… ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi. Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.
Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang lalu berkata:
“Nona, mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya.”
Ana terhenyak mendengar hal tsb.
“Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal , aku begitu berterima kasih. Tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.
Ana segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg harus diucapkan kepada ibunya.
Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya berwajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah
“Ana, kau sudah pulang. Cepat masuklah, Ibu telah menyiapkan makan malam. Makanlah dahulu sebelum kau tidur. Makanan akan dingin jika kau tidak memakannya sekarang”
Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya. Ia pun menangis di pelukan ibunya.
Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang s angat dekat dengan kita, khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.
sumber : http://mylighter.multiply.com/tag/inspiration
Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.
Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata: “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”
“Ya, tetapi, aku tidak membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu.
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silakan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.
Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.
“Ada apa nona?” tanya si pemilik kedai.
“Tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.
“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi ! Tetapi… ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi. Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.
Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang lalu berkata:
“Nona, mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya.”
Ana terhenyak mendengar hal tsb.
“Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal , aku begitu berterima kasih. Tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.
Ana segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg harus diucapkan kepada ibunya.
Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya berwajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah
“Ana, kau sudah pulang. Cepat masuklah, Ibu telah menyiapkan makan malam. Makanlah dahulu sebelum kau tidur. Makanan akan dingin jika kau tidak memakannya sekarang”
Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya. Ia pun menangis di pelukan ibunya.
Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang s angat dekat dengan kita, khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.
sumber : http://mylighter.multiply.com/tag/inspiration
Sabtu, 02 Januari 2010
Kisah cinta dari china
Kisah ini adalah kisah seorang laki-laki dan seorang wanita yang lebih tua, yang melarikan diri untuk hidup bersama dan saling mengasihi dalam kedamaian selama setengah abad.
Laki-laki China berusia 70 tahun yang telah memahat 6000 anak tangga dengan tangannya (hand carved) untuk isterinya yang berusia 80 tahun itu meninggal dunia di dalam goa yang selama 50 tahun terakhir menjadi tempat tinggalnya.
Berikut kisahnya
50 tahun yang lalu, Liu Guojiang, pemuda 19 tahun, jatuh cinta pada seorang janda 29 tahun bernama Xu Chaoqin .....
Seperti pada kisah Romeo dan Juliet karangan Shakespeare, teman-teman dan kerabat mereka mencela hubungan mereka karena perbedaan usia di antara mereka dan kenyataan bahwa Xu sudah punya beberapa anak....
Pada waktu itu tidak bisa diterima dan dianggap tidak bermoral bila seorang pemuda mencintai wanita yang lebih tua.....Untuk menghindari gossip murahaan dan celaan dari lingkungannya, pasangan ini memutuskan untuk melarikan diri dan tinggal di sebuah goa di Desa Jiangjin, di sebelah selatan Chong Qing.
Pada mulanya kehidupan mereka sangat menyedihkan karena tidak punya apa-apa, tidak ada listrik atau pun makanan. Mereka harus makan rumput-rumputan dan akar-akaran yang mereka temukan di gunung itu. Dan Liu membuat sebuah lampu minyak tanah untuk menerangi hidup mereka. Xu selalu merasa bahwa ia telah mengikat Liu dan is berulang-kali bertanya,"Apakah kau menyesal?" Liu selalu menjawab, "Selama kita rajin, kehidupan ini akan menjadi lebih baik".
Setelah 2 tahun mereka tinggal di gunung itu, Liu mulai memahat anak-anak tangga agar isterimya dapat turun gunung dengan mudah. Dan ini berlangsung terus selama 50 tahun. Setengah abad kemudian, di tahun 2001, sekelompok pengembara (adventurers) melakukan explorasi ke hutan itu. Mereka terheran-heran menemukan pasangan usia lanjut itu dan juga 6000 anak tangga yang telah dibuat Liu.
Liu Ming Sheng, satu dari 7 orang anak mereka mengatakan, "Orang tuaku sangat saling mengasihi, mereka hidup menyendiri selama lebih dari 50 tahun dan tak pernah berpisah sehari pun. Selama itu ayah telah memahat 6000 anak tangga itu untuk menyukakan hati ibuku, walau pun ia tidak terlalu sering turun gunung.
Pasangan ini hidup dalam damai selama lebih dari 50 tahun. Suatu hari Liu yang sudah berusia 72 tahun pingsan ketika pulang dari ladangnya. Xu duduk dan berdoa bersama suaminya sampai Liu akhirnya meninggal dalam pelukannya. Karena sangat mencintai isterinya, genggaman Liu sangat sukar dilepaskan dari tangan Xu, isterinya.
"Kau telah berjanji akan memeliharakanku dan akan terus bersamaku sampai akan meninggal, sekarang kau telah mendahuluikun, bagaimana akan dapat hidup tanpamu?" Selama beberapa hari Xu terus-menerus mengulangi kalimat ini sambil meraba peti jenasah suaminya dan dengan air mata yang membasahi pipinya.
Pada tahun 2006 kisah ini menjadi salah satu dari 10 kisah cinta yang terkenal di China, yang dikumpulkan oleh majalah Chinese Women Weekly. Pemerintah China telah memutuskan untuk melestarikan "anak tangga cinta" itu, dan tempat kediaman mereka telah dijadikan musium agar kisah cinta ini dapat hidup terus.
Laki-laki China berusia 70 tahun yang telah memahat 6000 anak tangga dengan tangannya (hand carved) untuk isterinya yang berusia 80 tahun itu meninggal dunia di dalam goa yang selama 50 tahun terakhir menjadi tempat tinggalnya.
Berikut kisahnya
50 tahun yang lalu, Liu Guojiang, pemuda 19 tahun, jatuh cinta pada seorang janda 29 tahun bernama Xu Chaoqin .....
Seperti pada kisah Romeo dan Juliet karangan Shakespeare, teman-teman dan kerabat mereka mencela hubungan mereka karena perbedaan usia di antara mereka dan kenyataan bahwa Xu sudah punya beberapa anak....
Pada waktu itu tidak bisa diterima dan dianggap tidak bermoral bila seorang pemuda mencintai wanita yang lebih tua.....Untuk menghindari gossip murahaan dan celaan dari lingkungannya, pasangan ini memutuskan untuk melarikan diri dan tinggal di sebuah goa di Desa Jiangjin, di sebelah selatan Chong Qing.
Pada mulanya kehidupan mereka sangat menyedihkan karena tidak punya apa-apa, tidak ada listrik atau pun makanan. Mereka harus makan rumput-rumputan dan akar-akaran yang mereka temukan di gunung itu. Dan Liu membuat sebuah lampu minyak tanah untuk menerangi hidup mereka. Xu selalu merasa bahwa ia telah mengikat Liu dan is berulang-kali bertanya,"Apakah kau menyesal?" Liu selalu menjawab, "Selama kita rajin, kehidupan ini akan menjadi lebih baik".
Setelah 2 tahun mereka tinggal di gunung itu, Liu mulai memahat anak-anak tangga agar isterimya dapat turun gunung dengan mudah. Dan ini berlangsung terus selama 50 tahun. Setengah abad kemudian, di tahun 2001, sekelompok pengembara (adventurers) melakukan explorasi ke hutan itu. Mereka terheran-heran menemukan pasangan usia lanjut itu dan juga 6000 anak tangga yang telah dibuat Liu.
Liu Ming Sheng, satu dari 7 orang anak mereka mengatakan, "Orang tuaku sangat saling mengasihi, mereka hidup menyendiri selama lebih dari 50 tahun dan tak pernah berpisah sehari pun. Selama itu ayah telah memahat 6000 anak tangga itu untuk menyukakan hati ibuku, walau pun ia tidak terlalu sering turun gunung.
Pasangan ini hidup dalam damai selama lebih dari 50 tahun. Suatu hari Liu yang sudah berusia 72 tahun pingsan ketika pulang dari ladangnya. Xu duduk dan berdoa bersama suaminya sampai Liu akhirnya meninggal dalam pelukannya. Karena sangat mencintai isterinya, genggaman Liu sangat sukar dilepaskan dari tangan Xu, isterinya.
"Kau telah berjanji akan memeliharakanku dan akan terus bersamaku sampai akan meninggal, sekarang kau telah mendahuluikun, bagaimana akan dapat hidup tanpamu?" Selama beberapa hari Xu terus-menerus mengulangi kalimat ini sambil meraba peti jenasah suaminya dan dengan air mata yang membasahi pipinya.
Pada tahun 2006 kisah ini menjadi salah satu dari 10 kisah cinta yang terkenal di China, yang dikumpulkan oleh majalah Chinese Women Weekly. Pemerintah China telah memutuskan untuk melestarikan "anak tangga cinta" itu, dan tempat kediaman mereka telah dijadikan musium agar kisah cinta ini dapat hidup terus.
Kupu-Kupu
Suatu ketika, terdapat seorang pemuda di tepian telaga. Ia tampak termenung. Tatapan matanya kosong, menatap hamparan air di depannya. Seluruh penjuru mata angin telah di lewatinya, namun tak ada satupun titik yang membuatnya puas. Kekosongan makin senyap, sampai ada suara yang menyapanya. Ada orang lain disana.
"Sedang apa kau disini anak muda?" tanya seseorang. Rupanya ada seorang kakek tua. "Apa yang kau risaukan..?" Anak muda itu menoleh ke samping, "Aku lelah Pak tua. Telah berkilo-kilo jarak yang kutempuh untuk mencari kebahagiaan, namun tak juga kutemukan rasa itu dalam diriku. Aku telah berlari melewati gunung dan lembah, tapi tak ada tanda kebahagiaan yang hadir dalam diriku. Kemana kah aku harus mencarinya? Apakah akan kutemukan rasa itu?"
Kakek Tua duduk semakin dekat, mendengarkan dengan penuh perhatian. Di pandangnya wajah lelah di depannya. Lalu, ia mulai bicara, "di depan sana, ada sebuah taman. Jika kamu ingin jawaban dari pertanyaanmu, tangkaplah seekor kupu-kupu buatku. Mereka berpandangan. "Ya...tangkaplah seekor kupu-kupu buatku dengan tanganmu" sang Kakek mengulang kalimatnya lagi.
Perlahan pemuda itu bangkit. Langkahnya menuju satu arah, taman. Tak berapa lama, dijumpainya taman itu. Taman yang yang semarak dengan pohon dan bunga-bunga yang bermekaran. Tak heran, banyak kupu-kupu yang berterbangan disana. Sang kakek, melihat dari kejauhan, memperhatikan tingkah yang diperbuat pemuda yang sedang gelisah itu.
Anak muda itu mulai bergerak. Dengan mengendap-endap, ditujunya sebuah sasaran. Perlahan. Namun, Hap! sasaran itu luput. Di kejarnya kupu-kupu itu ke arah lain. Ia tak mau kehilangan buruan. Namun lagi-lagi. Hap!. Ia gagal. Ia mulai berlari tak beraturan. Diterjangnya sana-sini. Ditabraknya rerumputan dan tanaman untuk mendapatkan kupu-kupu itu. Diterobosnya semak dan perdu di sana. Gerakannya semakin liar.
Adegan itu terus berlangsung, namun belum ada satu kupu-kupu yang dapat ditangkap. Sang pemuda mulai kelelahan. Nafasnya memburu, dadanya bergerak naik-turun dengan cepat. Sampai akhirnya ada teriakan, "Hentikan dulu anak muda. Istirahatlah. " Tampak sang Kakek yang berjalan perlahan. Tapi lihatlah, ada sekumpulan kupu-kupu yang berterbangan di sisi kanan-kiri kakek itu. Mereka terbang berkeliling, sesekali hinggap di tubuh tua itu.
"Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Berlari dan menerjang? Menabrak-nabrak tak tentu arah, menerobos tanpa peduli apa yang kau rusak?" Sang Kakek menatap pemuda itu. "Nak, mencari kebahagiaan itu seperti menangkap kupu-kupu. Semakin kau terjang, semakin ia akan menghindar. Semakin kau buru, semakin pula ia pergi dari dirimu."
"Namun, tangkaplah kupu-kupu itu dalam hatimu. Karena kebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam, atau sesuatu yang dapat kau simpan. Carilah kebahagiaan itu dalam hatimu. Telusuri rasa itu dalam kalbumu. Ia tak akan lari kemana-mana. Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaan itu sering datang sendiri."
Kakek Tua itu mengangkat tangannya. Hap, tiba-tiba, tampak seekor kupu-kupu yang hinggap di ujung jari. Terlihat kepak-kepak sayap kupu-kupu itu, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Pesonanya begitu mengagumkan, kelopak sayap yang mengalun perlahan, layaknya kebahagiaan yang hadir dalam hati. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya.
***
Teman, mencari kebahagiaan adalah layaknya menangkap kupu-kupu. Sulit, bagi mereka yang terlalu bernafsu, namun mudah, bagi mereka yang tahu apa yang mereka cari. Kita mungkin dapat mencarinya dengan menerjang sana-sini, menabrak sana-sini, atau menerobos sana-sini untuk mendapatkannya. Kita dapat saja mengejarnya dengan berlari kencang, ke seluruh penjuru arah. Kita pun dapat meraihnya dengan bernafsu, seperti menangkap buruan yang dapat kita santap setelah mendapatkannya.
Namun kita belajar. Kita belajar bahwa kebahagiaan tak bisa di dapat dengan cara-cara seperti itu. Kita belajar bahwa bahagia bukanlah sesuatu yang dapat di genggam atau benda yang dapat disimpan. Bahagia adalah udara, dan kebahagiaan adalah aroma dari udara itu. Kita belajar bahwa bahagia itu memang ada dalam hati. Semakin kita mengejarnya, semakin pula kebahagiaan itu akan pergi dari kita. Semakin kita berusaha meraihnya, semakin pula kebahagiaan itu akan menjauh.
Teman, cobalah temukan kebahagiaan itu dalam hatimu. Biarkanlah rasa itu menetap, dan abadi dalam hati kita. Temukanlah kebahagiaan itu dalam setiap langkah yang kita lakukan. Dalam bekerja, dalam belajar, dalam menjalani hidup kita. Dalam sedih, dalam gembira, dalam sunyi dan dalam riuh. Temukanlah bahagia itu, dengan perlahan, dalam tenang, dalam ketulusan hati kita.
Saya percaya, bahagia itu ada dimana-mana. Rasa itu ada di sekitar kita. Bahkan mungkin, bahagia itu "hinggap" di hati kita, namun kita tak pernah
memperdulikannya. Mungkin juga, bahagia itu berterbangan di sekeliling kita, namun kita terlalu acuh untuk menikmatinya.
Semoga bermanfaat..
Grup Love
"Sedang apa kau disini anak muda?" tanya seseorang. Rupanya ada seorang kakek tua. "Apa yang kau risaukan..?" Anak muda itu menoleh ke samping, "Aku lelah Pak tua. Telah berkilo-kilo jarak yang kutempuh untuk mencari kebahagiaan, namun tak juga kutemukan rasa itu dalam diriku. Aku telah berlari melewati gunung dan lembah, tapi tak ada tanda kebahagiaan yang hadir dalam diriku. Kemana kah aku harus mencarinya? Apakah akan kutemukan rasa itu?"
Kakek Tua duduk semakin dekat, mendengarkan dengan penuh perhatian. Di pandangnya wajah lelah di depannya. Lalu, ia mulai bicara, "di depan sana, ada sebuah taman. Jika kamu ingin jawaban dari pertanyaanmu, tangkaplah seekor kupu-kupu buatku. Mereka berpandangan. "Ya...tangkaplah seekor kupu-kupu buatku dengan tanganmu" sang Kakek mengulang kalimatnya lagi.
Perlahan pemuda itu bangkit. Langkahnya menuju satu arah, taman. Tak berapa lama, dijumpainya taman itu. Taman yang yang semarak dengan pohon dan bunga-bunga yang bermekaran. Tak heran, banyak kupu-kupu yang berterbangan disana. Sang kakek, melihat dari kejauhan, memperhatikan tingkah yang diperbuat pemuda yang sedang gelisah itu.
Anak muda itu mulai bergerak. Dengan mengendap-endap, ditujunya sebuah sasaran. Perlahan. Namun, Hap! sasaran itu luput. Di kejarnya kupu-kupu itu ke arah lain. Ia tak mau kehilangan buruan. Namun lagi-lagi. Hap!. Ia gagal. Ia mulai berlari tak beraturan. Diterjangnya sana-sini. Ditabraknya rerumputan dan tanaman untuk mendapatkan kupu-kupu itu. Diterobosnya semak dan perdu di sana. Gerakannya semakin liar.
Adegan itu terus berlangsung, namun belum ada satu kupu-kupu yang dapat ditangkap. Sang pemuda mulai kelelahan. Nafasnya memburu, dadanya bergerak naik-turun dengan cepat. Sampai akhirnya ada teriakan, "Hentikan dulu anak muda. Istirahatlah. " Tampak sang Kakek yang berjalan perlahan. Tapi lihatlah, ada sekumpulan kupu-kupu yang berterbangan di sisi kanan-kiri kakek itu. Mereka terbang berkeliling, sesekali hinggap di tubuh tua itu.
"Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Berlari dan menerjang? Menabrak-nabrak tak tentu arah, menerobos tanpa peduli apa yang kau rusak?" Sang Kakek menatap pemuda itu. "Nak, mencari kebahagiaan itu seperti menangkap kupu-kupu. Semakin kau terjang, semakin ia akan menghindar. Semakin kau buru, semakin pula ia pergi dari dirimu."
"Namun, tangkaplah kupu-kupu itu dalam hatimu. Karena kebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam, atau sesuatu yang dapat kau simpan. Carilah kebahagiaan itu dalam hatimu. Telusuri rasa itu dalam kalbumu. Ia tak akan lari kemana-mana. Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaan itu sering datang sendiri."
Kakek Tua itu mengangkat tangannya. Hap, tiba-tiba, tampak seekor kupu-kupu yang hinggap di ujung jari. Terlihat kepak-kepak sayap kupu-kupu itu, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Pesonanya begitu mengagumkan, kelopak sayap yang mengalun perlahan, layaknya kebahagiaan yang hadir dalam hati. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya.
***
Teman, mencari kebahagiaan adalah layaknya menangkap kupu-kupu. Sulit, bagi mereka yang terlalu bernafsu, namun mudah, bagi mereka yang tahu apa yang mereka cari. Kita mungkin dapat mencarinya dengan menerjang sana-sini, menabrak sana-sini, atau menerobos sana-sini untuk mendapatkannya. Kita dapat saja mengejarnya dengan berlari kencang, ke seluruh penjuru arah. Kita pun dapat meraihnya dengan bernafsu, seperti menangkap buruan yang dapat kita santap setelah mendapatkannya.
Namun kita belajar. Kita belajar bahwa kebahagiaan tak bisa di dapat dengan cara-cara seperti itu. Kita belajar bahwa bahagia bukanlah sesuatu yang dapat di genggam atau benda yang dapat disimpan. Bahagia adalah udara, dan kebahagiaan adalah aroma dari udara itu. Kita belajar bahwa bahagia itu memang ada dalam hati. Semakin kita mengejarnya, semakin pula kebahagiaan itu akan pergi dari kita. Semakin kita berusaha meraihnya, semakin pula kebahagiaan itu akan menjauh.
Teman, cobalah temukan kebahagiaan itu dalam hatimu. Biarkanlah rasa itu menetap, dan abadi dalam hati kita. Temukanlah kebahagiaan itu dalam setiap langkah yang kita lakukan. Dalam bekerja, dalam belajar, dalam menjalani hidup kita. Dalam sedih, dalam gembira, dalam sunyi dan dalam riuh. Temukanlah bahagia itu, dengan perlahan, dalam tenang, dalam ketulusan hati kita.
Saya percaya, bahagia itu ada dimana-mana. Rasa itu ada di sekitar kita. Bahkan mungkin, bahagia itu "hinggap" di hati kita, namun kita tak pernah
memperdulikannya. Mungkin juga, bahagia itu berterbangan di sekeliling kita, namun kita terlalu acuh untuk menikmatinya.
Semoga bermanfaat..
Grup Love
Langganan:
Postingan (Atom)