Rokok menebar maut. Setiap hari 11.000 perokok aktif meninggal dunia.
Artinya tiap menit 7 orang menemui ajal. Padahal, mereka cuma mengisap
15% zat beracun dalam rokok. Sedangkan 85% racun seperti amonia,
hidrogen, sianida, dan nikotin mereka bagikan kepada perokok pasif.
Rokok bukan satu-satunya sumber radikal bebas. Udara tercemar oleh
polutan dan asap kendaraan bermotor, makanan berpengawet, zat pewangi,
dan gas kimia juga penyumbang radikal bebas. Pun sayuran dan buah
berpestisida.
Rokok menebar maut. Setiap hari 11.000 perokok aktif meninggal dunia.
Artinya tiap menit 7 orang menemui ajal. Padahal, mereka cuma mengisap
15% zat beracun dalam rokok. Sedangkan 85% racun seperti amonia,
hidrogen, sianida, dan nikotin mereka bagikan kepada perokok pasif.
Zat-zat beracun masuk ke tubuh melalui pernapasan. Bersama dengan
metabolisme tubuh, zat itu membentuk radikal bebas, perusak
jaringan-jaringan sel. Hasil penelitian dr Ida Bagus Putra Adnyana,
SpOG dan dr Putu Gde Supriatmaja, SpOG, ahli obstetrik dan ginekologi
di Bali, perempuan perokok yang menghabiskan 1-4 batang rokok sehari
berisiko 2,5 kali lebih besar terkena jantung koroner. Selain itu
pembuluh darah dan saluran pernapasan rusak.
Rokok bukan satu-satunya sumber radikal bebas. Udara tercemar oleh
polutan dan asap kendaraan bermotor, makanan berpengawet, zat pewangi,
dan gas kimia juga penyumbang radikal bebas. Pun sayuran dan buah
berpestisida. Tubuh mengkonversi zat beracun menjadi senyawa pengikat
energi adenosin triphospat (ATP) dengan bantuan oksigen dalam proses
oksidasi. Itu sebabnya walau bukan perokok aktif, radikal bebas bakal
tetap menghantui.
Tak berpasangan
Menurut Dr Ahkam Subroto, Peneliti Bioteknologi LIPI, 'Radikal bebas,
molekul oksigen dengan atom pada orbit terluarnya memiliki elektron
tidak berpasangan. ' Karena kehilangan pasangannya itu, molekul menjadi
tidak stabil, liar, dan radikal. Molekul selalu berusaha mencari
pasangan elektron, tetapi dengan cara radikal: mengambil elektron dari
molekul lain.
Untuk menekan jumlah radikal bebas, tubuh membentuk zat antiradikal
bebas berupa tiga enzim yaitu, superoksida dismutase (SOD), glutation
peroksidase (GSH Px), katalase, serta nonenzim glutation. Ketiga enzim
dan senyawa glutation itu bekerja menetralkan radikal bebas. Caranya
dengan memberi atom hidrogen ke radikal lipida dan mengubah ke bentuk
lebih stabil.
Enzim antioksidan juga memperlambat laju autooksidasi dengan memutus
rantai autooksidasi sehingga mengubah radikal lipida lebih stabil.
Hasilnya, berupa radikal-radikal antioksidan (A*) stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida lain
membentuk radikal lipida baru.
Antioksidan alami
Seiring polusi udara yang kian tinggi dan peningkatan konsumsi makanan
berpengawet, produksi antioksidan oleh tubuh tersendat. 'Oleh sebab
itu, agar tubuh tetap terlindungi dari ancaman radikal bebas, asupan
antiok-sidan dari luar tubuh menjadi penting,' kata Dr Suprapto Ma'at,
farmakolog dari Universitas Airlangga. Antioksidan alami asal tumbuhan
paling mudah ditemukan.
Umumnya antioksidan tumbuhan berupa senyawa fenolik atau polifenolik
yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin,
tokoferol, dan asam-asam organik polifungsional. 'Tiap tanaman
memiliki jenis antioksidan yang berbeda-beda, ' kata Prof Sumali
Wiryowidagdo, farmakolog dari Universitas Indonesia.
Jahe, misalnya, mengandung antioksidan berupa 6 gingerol dan
6-shogaol. Antioksidan itu menangkap radikal bebas hasil tahap
propagasi dari lemak atau minyak dengan mendonasikan radikal hidrogen.
'Konsumsi rutin teh jahe merah memberikan efek jangka panjang seperti
meringankan sinusitis dan asma,' kata Melawati dari Evynafood. Jahe
merah menghambat radikal bebas sebanyak 79,6% pada suhu 37oC dan 74,8%
pada 80oC. Artinya, jahe berkhasiat antioksidan, penghambat reaksi
oksidasi dalam tubuh yang menyebabkan berbagai penyakit kronis seperti
jantung koroner dan stroke.
Bunuh kanker
Selain jahe, bunga rosela juga mengandung antioksidan. Didah Nur
Faridah, periset Institut Per-tanian Bogor mene-liti kandungan
antioksidan pada bunga Hibiscus sabdariffa. Kerabat bunga sepatu itu
mengandung 1,7 mmmol/prolox antioksidan. Jumlah itu lebih banyak
dibandingkan antioksidan kumis kucing yang hanya 0,9 mmmol/prolox.
Antioksidan rosela berupa antosianin yang berperan menjaga kerusakan
sel akibat peyerapan sinar ultraviolet berlebih.
Hui-Hsuan Lin dari Chung Shan Medical University, Taiwan, membuktikan
anggota famili Malvaceae itu bersifat antikanker lambung manusia.
Antioksidan rosela mengatasi sel kanker dengan metode sitotoksis dan
apoptosis. 'Khasiat itu diperoleh jika air seduhan rosela berwarna
merah. Warna itu menjadi indikasi kekuatan antosianin,' kata Didah.
Sumber antioksidan lain adalah teh hitam Camelia sinensis yang kaya
katekin dan theaflavin. Antioksidan theaflavin lebih potensial
daripada katekin karena memiliki gugus hidroksi (OH) lebih banyak.
Gugus hidroksi berfungsi sebagai antiradikal bebas atau antioksidan.
Semakin banyak gugus hidroksi suatu senyawa, semakin baik antioksidan.
Theaflavin mencegah oksidasi lipid atau memotong reaksi dan
meningkatkan antioksidan alami tubuh glutathione- S-transferase (GST),
glutanthione peroksidase (GPX), superoksida dismutase, (SOD) dan
catalase (CAT). Fungsi lainnya menurunkan oksidasi lipid sehingga
menghambat oksidasi LDL (low density lipoprotein) penyebab kolesterol.
Daun sirih merah juga terbukti menurunkan kadar glukosa dalam darah
pada tikus diabetes. Diabetes, salah satu penyakit akibat gempuran
radikal bebas. Ketika jumlahnya melebihi kebutuhan tubuh, radikal
bebas tak hanya menyerang bakteri dan benda asing lainnya, tetapi juga
merusak sel-sel tubuh seperti sel pankreas. Akibatnya, produksi
insulin terhambat dan kadar gula darah melambung.
Bebas
Harno Dwi Pranowo, periset Universitas Gadjah Mada menyatakan
polifenolad pada sirih merah merupakan senyawa fenol yang memiliki
gugus -OH. Kekuatannya 100 kali lebih efektif dibandingkan vitamin C
dan 25 kali lebih efektif dibandingkan vitamin E. Untuk
mengkonsumsinya, rebus 200 g daun sirih Piper crocatum dalam air 1 l
hingga tersisa 150 ml.
'Kuat tidaknya antioksidan bisa terlihat dari nilai IC50,' kata Ahkam
Subroto. IC50 adalah bilangan yang menunjukkan konsentrasi ekstrak
(mikrogram/mililite r) yang mampu menghambat 50% oksidasi. Semakin
kecil nilai IC50 semakin tinggi aktivitas antioksidan. Suatu senyawa
dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari
50, kuat (50-100), sedang (100-150), dan lemah (151-200). Kekuatan itu
dianalisis dengan metode DPPH (2,2-diphenil- 1- picrylhydrazil
radical).
Menurut Dewani, herbalis Planta Loka Medica di Lentengagung, Jakarta
Selatan, biasanya manfaat antioksidan diperoleh dari minuman teh
herbal asal daun, rimpang, daging buah, bunga, dan kulit kayu.
Konsumen tinggal mencelupkan atau merendam simplisia antioksidan dalam
air panas 5 menit. Herbal yang akan diseduh bebas pilih. Semudah itu
untuk menjaga kebugaran tubuh.
Jumat, 20 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar